Selasa, 11 Juni 2013

Legenda Naga Raksasa di Gunung Kerinci

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6fibIjAO4jFHJRp7oBZVIVijLxGBCb47eO4uryR86iEoAkEeaTIZ8wubCiYX_wfG3dqdG7ohcdfaZStsM0OKHd-MKikmZXbLb-8Tbb39TUnXznW-PZMJm5KKSFpVDnb1z6GfDvapE6yU/s1600/Gunung+Kerinci,+Jambi.jpg
Legenda Naga Raksasa di Gunung Kerinci - Gunung Kerinci menyimpan legenda unik tentang naga raksasa. Di kisahkan pada jaman dahulu di kaki gunung kerinci hiduplah dua saudara kembar, Calupat dan Calungga. Keduanya sudah tidak berayah dan beribu lagi. Dua yatim piatu ini memiliki pusaka buah delima dan batu putih peninggalan orang tuanya.
Suatu hari Calungga pergi berburu seorang diri. Dalam perburuanya itu, ia menemukan sebutir telur raksasa. Telur itu kemudian dibawanya pulang sekaligus ingin diperlihatkan kepada sang adik Calupat.
Namun, sebelum sampai dirumah, Calungga berubah pikiran. Calungga memutuskan untuk memakan telur itu. Setelah menyantap telur raksasa, Calungga merasa kehausan. Tapi anehnya rasa dahaga Calungga tidak pernah hilang meski dia telah mengeringkan air sungai yang mengalir di kaki Gunung Kerinci.

Dalam waktu bersamaan tubuh Calungga lambat laun berubah wujud. Tubuhnya memanjang dan memiliki sisik-sisik emas sebesar nyiru atau tampah. Calungga berubah menjadi seekor naga raksasa dengan batu mustika merah delima di kepalanya.
Calungga yang sudah berubah wujud menjadi naga raksasa menjadi sakti. Hanya dengan sekali putaran tubuhnya, lembah di kaki Gunung Kerinci menjadi sebuah danau yang dikenal Danau Bento.
Calupat, Sang adik rupanya tidak mampu hidup seorang diri. Ia pun meminta Naga Calungga mengantarkan ke perkampungan penduduk di sebelah timur matahari terbit. Tujuanya agar ia dapat hidup berdampingan dengan penduduk.
Dengan hanya sekali tiup, terbentuklah sebuah sungai. Sungai itu dinamakan Muara Angin atau sungai Batang Merangin. Kemudian air sungai tersebut menyusut saat Naga Calungga berjalan ke timur, seperti permintaan adiknya, Calupat.
Bekas aliran sungai itu menjadi Danau Kerinci. Sesampainya di perkampungan yang dituju, Calupat duduk di atas kepala Naga Calungga. Maka penduduk menobatkan Calupat sebagai raja bergelar Sang Hyang Jaya Naga.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar